Selasa, 20 November 2012

gadis-gadisku bersamaku

                                                                              Nada


                                                                 
                                                                       Najwa




                                                                           Nini

 ...kekayaan cintaku




Minggu, 18 November 2012

IKATAN OLAHRAGA DANSA INDONESIA (IODI) KABUPATEN BEKASI SIAP-SIAP



Menurut Andreny Tc, Ketua Umum IODI (Ikatan Olahraga Dansa Indonesia) Kabupaten Bekasi, mencari pasangan sebagai 'couple' dalam dansa, memang perlu daya extra. Sekarang ini, mungkin di wilayah Kota Jakarta Barat, wilayah Pecinan yang  masih hobby berdansa dengan pengertian dansa walz. cha cha, wogi bugi, salsa yang masih banyak.

Padahal jka dansa dilakukan dengan benar, gerakan- gerakannya akan mendatangkan perubahan bagi tata letak tulang kita menuju perbaikan dan kesehatan. Berdansa dengan tegap, lengan ke siku pada garis lurus dengan bahu, kaki melangkah dengan ringan dan lincah beraturan, membentuk kesadaran keseimbangan. Dan ini sungguh satu kesenian yang berolah raga, atau sebaliknya suatu bentuk olah raga yang berseni. Dan boleh di mana saja bertumbuhan dan berkembang menghiasi atau mewarnai aktifitas negeri kita tercinta ini. Sangat perlu mensosialisasikan kabar dansa ini. Apalagi tahun 2014, Kabupaten Bekasi akan menjadi tuan rumah Porda Jawa Barat.


IODI Kabupaten Bekasi, termasuk yang harus mempunyai extra daya, menyebar bibit, merawat dan membesarkan Dansa sebagai Cabang Olah Raga Baru di Kabupaten Bekasi. Andreni Tc bersama Pengurus lainnya sangat memahami itu. Sebagai olah raga yang menyehatkan tentu harus mempunyai pengertian yang murni dan asli.

Misalnya, sebagai pasangan dansa, adalah pasangan pria dan wanita. Yang pria menunjukkan kejantanannya, yang wanita menunjukkan kelemahlembutan yang penurut kemana sang pria membawanya. Sementara atlitnya lebih banyak jumlah atlit wanita, sehingga untuk menemani sebagai pasangan, bisa jadi seorang atlit pria harus siap berpasangan dengan banyak atlit wanita. Tidak mungkin atlit wanita berpasangan dengan atlit wanita dalam pasangan berdansa pada masa ini, tidak tahu juga pada masa yang akan datang, mungkin akan ada kelunakan. Maka dalam hal ini, nampak sekali kurangnya atlit dansa yang pria, baik di IODI Kabupaten Bekasi mau pun dari IODI di wilayah lain.

Melihat ke depan, kita bisa berharap, semoga menjadi kesadaran bagi semua, sejak dini atau sejak hari ini, banyak orang mau mencoba berolah raga dansa ini. Satu contoh kelebihan olah raga dansa, coba saja, menghafal langkah dansa,  sudah menjadi alasan untuk kita mengolah daya ingat, menghafal ketukan musik sudah menjadi alasan untuk aliran darah kita menjadi stabil. Olah Raga dansa kiranya dapat bertahan menjadi olah raga sampai seusia kakek nenek kelak.

Bagi yang bertempat tinggal di Kabupaten Bekasi, silakan bergabung di IODI Kabupaten Bekasi yang berkantor sementara di Jalan Selat Karimata, Kompas Tambun.  Semoga sukses! Semangat dan terus berjuang!

Sabtu, 03 November 2012

Perangkap Hutan!

Hati-hati kalau ada yang menjulurkan lidahnya kepadamu yang membuat kamu tersinggung atau marah!

Hati-hati kalau ada yang membuatmu jadi jatuh hati dan terkena tipu rayuan, dengan segala taktiknya!
Hati-hati kalau ada yang menawarkan gaya keren modern yang membuatmu jadi lupa diri!
Hati-hati kalau ada yang membuatmu jadi masuk penjara!


Rabu, 01 Februari 2012

FUNG SHUEN ke kota

Lahan tanah yang dipakai bertanam semakin kering, rusak dan mati, sulit untuk ditanami. Banyak anak muda desa, baik yang lelaki maupun yang perempuan, satu persatu meninggalkan desa, berangkat ke kota untuk mencari pekerjaan yang dapat menyambung hidup mereka dan mengirim bantuan kehidupan ke desa.

Di kedai, sahabat Fung Shuen bernama Liem Sin baru saja pulang dari kota membawa kabar kota dan harapannya. Liem Sin dikerubuti teman-temannya yang asyik mendengar ceritanya.

Cerita tentang gedung Sang Pangeran Muda yang selalu terbuka buat tetamu siapa saja. Di sana tetamu boleh menginap sesukanya termasuk juga untuk hal isi perut, makanan selalu ada. Hanya saja untuk itu, Sang Pangeran Muda membuat peraturan, untuk makanan disediakan bagi tiap tetamu sesuai dengan keahliannya.

Demikianlah, Fung Shuen dan teman-teman asiknya mendengarkan kisah petualang Liem Sin yang hanya beberapa hari saja di kota. Sementara itu Fung Shuen juga sangat tertarik cerita Liem Sin tentang Liem Sin yang diundang makan di sebuah restoran Cina, karena yang ada di kota itu memang hanya ada restoran Cina dengan segala masakan Cina, juga ada minuman yang aneh, kata Liem. Minuman itu berwarna hitam, manis dan segar, sangat sesuai jika diminum di musim panas.

Konon, dengan seijin Ibunya, diam-diam Fung Shuen berangkat ke kota, dengan maksud yang sama, yakni observasi ke tempat kediaman Sang Pangeran Muda yang selain itu, dia berniat mampir ke restoran Cina di kota itu. Demikianlah Fung Shuen pun masuklah ke dalam restoran itu dengan sambutan yang ramah dari pelayan.

Fung Shuen memesan makan. Pelayan memberi tahu ada makanan sop ayam. Fung Shuen lantas teringat ayamnya yang dicintainya, karena itu dia tak berminat makan dengan sop ayam.
Fung Shuen  " ada makanan lain?"
Pelayan        " o, ada oom, soto"
Fung Shuen  " soto? boleh juga "
Pelayan        " wah segar oom, soto ayam"
Fung Shuen  " hah? soto ayam? oh, jangan, tak jadi, ada makanan lainnya selain itu?"
Pelayan        " ada oom, sate "
Fung Shuen  " sate?"
Pelayan        " Sate ayam, goreng ayam, pecel ayam.."
Fung Shuen  " wah, kalau begitu saya tak jadi makan, saya pesan minum saja"

Dia teringat minuman yang diceritakan Liem Sin, sahabatnya, lalu memesan minuman berwarna hitam seperti kopi yang ternyata bernama Sarsaparila. Maka di siang panas itu, Fung Shuen yang selain lapar dan haus tetapi juga letih, duduklah menikmati sarsaparila dingin, demikian menikmatinya hingga beberapa botol dihabisinya. Fung Shuen memesan lagi minuman itu, tetapi pelayan mengatakan persediaan mereka sudah habis.

Fung Shuen berkerenyit dahi, " Heh takut ya tidak dibayar? jangan takut, saya akan membayarnya, itu apa? hah? kenapa disembunyikan?" sambil marah tersinggung merasa direndahkan dia menunjuk ke sebuah botol berisi berwarna hitam. Pelayan mencoba bicara, tetapi melihat wajah Fung Shuen yang merah padam, terpaksa berlari mengambil botol dan memberikan kepada Fung Shuen yang langsung diminumnya. Baru seteguk Fung Shuen berhenti meminumnya, dia memandang kepada pelayan yang ketakutan, tetapi karena pelayan itu masih menungguinya, Fung Shuen melanjutkan minumnya hingga tuntas.

...
Dengan masih duduk bersandar, Fung Shuen membayar tagihan. Namun sempat menggerutu " Hayyaaa, satu pemandangan dua perasaan..."
Pelayan, " yang satunya kecap oom..."

nani tandjung kalibata 02022012