Senin, 31 Oktober 2011

MENGGALI KEMAUAN MENULIS

Salam bahagia, tak sulit buat menulis, semudah memasak air. Tapi kalau kau tak pernah memasak air, bisa jadi, kau mengisi panci air dengan kepenuhan hingga tak ada tempat untuk mendidih atau kau terlalu sedikit mengisikannya dan bisa jadi akan cepat mengering di panci. Tapi kalau sudah biasa memasak air, tentu saja menjadi mudah bagimu. Begitupun jika berhasrat mewujudkankan isi pikiran dan isi hati ke media tulisan. Semula kata-katamu berhamburan tak beraturan, seperti bersifat emosional. Tapi kalau kau selalu rajin mengulang baca sambil mendengarkan apa yang kau ungkapkan itu, dan merasa ada kejanggalan, maka kau akan mencoba untuk memantaskanya secara logika dan keindahan. Lama-lama  diulang baca, kita akan memperbaiki semua yang tak enak... salam manis
  Kadang kita mampu untuk merangkai kata di dalam imajinasi kita, namun ketika kita ingin menuangkannya, dalam sebuah tulisan, tiba-tiba saja kata-kata itu hilang dan tentu saja kita sulit untuk merangkai seperti apa yang sudah ada dlm imajinasi, iya kan? Bagaimanakah jika demikian?
Bahkan seorang Chairil Anwar pernah harus berjuang mati-matian mencari satu kata yang tepat buat puisinya, Sampai suatu saat dia sedang entah di mana, tiba-tiba kata yang dicari itu, terlintas di kepalanya, maka segera saja dia terbirit-birit mencatat kata itu, yang juga di sembarang kertas. Bukan kata yang aneh yang ditemukan atau yang dicari, tetapi kata yang tepat. Hal kita kehilangan? ya, tentu saja kita harus rajin mencari lagi. Jika pak Putu Wijaya, setahu kami, beliau selalu memberi kewajiban kepada dirinya untuk siap di depan mesin tik, siap mengetik apa saja. dan selalu saja beliau memberi yang terbaik bagi pembacanya. 

Kita juga bisa melakuan pekerjaan yang terbaik kalau selalu membiasakan diri. O ya, jangan lupa, puisi juga sebuah catatan atau kabar meski ditulis dengan cara atau teknik khusus tetapi tentu saja dapat terlengkapi dengan 5W + 1H. Mulailah dengan salah satu dari itu, dengan segala sinonimnya dan buat dengan garis menanjak atau menuju klimaks untuk mendapatkan hasil puncak. Ungkapkan apa yang jadi persoalanmu. Semoga kau temukan itu.

Satu lagi, membaca adalah rekan menulis.  Membaca sangat memperkaya kosakata. Bacalah kemudian tulis.


Kalibata, 31 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar