Kadang kita mampu untuk merangkai kata di dalam imajinasi kita, namun ketika kita ingin menuangkannya, dalam sebuah tulisan, tiba-tiba saja kata-kata itu hilang dan tentu saja kita sulit untuk merangkai seperti apa yang sudah ada dlm imajinasi, iya kan? Bagaimanakah jika demikian?
Bahkan seorang Chairil Anwar pernah harus berjuang mati-matian mencari satu kata yang tepat buat puisinya, Sampai suatu saat dia sedang entah di mana, tiba-tiba kata yang dicari itu, terlintas di kepalanya, maka segera saja dia terbirit-birit mencatat kata itu, yang juga di sembarang kertas. Bukan kata yang aneh yang ditemukan atau yang dicari, tetapi kata yang tepat. Hal kita kehilangan? ya, tentu saja kita harus rajin mencari lagi. Jika pak Putu Wijaya, setahu kami, beliau selalu memberi kewajiban kepada dirinya untuk siap di depan mesin tik, siap mengetik apa saja. dan selalu saja beliau memberi yang terbaik bagi pembacanya.Kita juga bisa melakuan pekerjaan yang terbaik kalau selalu membiasakan diri. O ya, jangan lupa, puisi juga sebuah catatan atau kabar meski ditulis dengan cara atau teknik khusus tetapi tentu saja dapat terlengkapi dengan 5W + 1H. Mulailah dengan salah satu dari itu, dengan segala sinonimnya dan buat dengan garis menanjak atau menuju klimaks untuk mendapatkan hasil puncak. Ungkapkan apa yang jadi persoalanmu. Semoga kau temukan itu.
Satu lagi, membaca adalah rekan menulis. Membaca sangat memperkaya kosakata. Bacalah kemudian tulis.
Kalibata, 31 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar